Bagian-bagian sel yang hidup dan banda-banda tak hidup dalam sel

Bagian-bagian sel yang hidup dan banda-banda tak hidup dalam sel

Thursday, 9 July 2015

Bagian-bagian sel yang hidup dan banda-banda tak hidup dalam sel

Praktikum 2
Bagian-bagian sel yang hidup dan banda-banda tak hidup dalam sel

I.      Pendahuluan
         1.1.      Tujuan Praktikum
-    Untuk mengetahui sel dan bagian-bagian yang hidup
-    Mengenal banda-banda tak hidup di dalam sel (Amilum, butiran aleron, Ca-Oksalat)
         1.2.      Dasar Teori
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik (Karatasapoetra, 1991).
Benda ergastik adalah bahan nonprotoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum, pemeliharaan struktur (lilin) dan perlindungan, misalnya adanya kristal Ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya (Sumardi, 1993).
Secara umum struktur sel tumbuhan terdiri atas.
       A.       Protoplasma (bagian sel yang hidup)
Protoplasma merupakan suatu bagian yang terdiri atas bahan yang kompleks dan terlindung dengan baik. Protoplasma biasa dikenal dengan sebutan sel. Berbeda dengan benda tak hidup atau benda mati yang tidak memiliki protoplasma. Seorang ahli Sitologi Jerman, mengumumkan ‘Teori Protoplasma’ (1861) yang menyatakan bahwa protoplasma yang menyerupai gelatin yang dinyatakan sebagai ‘substansia hidup’ pada tumbuh-tumbuhan dan hewan adalah sama, dan ia menyimpulkan bahwa sel adalah suatu akumulasi dari substansia hidup atau protoplasma yang mempunyai batas-batas tertentu dan mempunyai suatu membran sel dan nukleus, atau dengan perkataan lain sel adalah suatu massa protoplasma bernukleus yang merupakan satuan fisiologis dan morfologis (Marianti, 2007).
Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma. Perbadaan benda hidup dari benda mati berdasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh protoplasma, yaitu: sebagai tempat berlangsungnya regulasi proses biokimia, tanggap terhadap rangsangan, tumbuh dan berkembang biak (Fhan, 2002).
Menurut (Marianti, 2007). Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan alam, ada dua teori yang menjelaskan apa yang menyebabkan protoplasma itu hidup, yaitu :
Ø Teori mekanistis : hidup itu karena adanya agregasi yang khas senyawa-senyawa kimia dalam protoplasma.
Ø Teori vitalistis : hidup itu karena sebab adanya kekuatan transenden (di atas segala-galanya) yang tidak ada sangkut pautnya dengan komposisi kimia.
Protoplasma memiliki beberapa komponen penyusun yang terdiri atas sitoplasma, inti sel, butir-butir plastida dan mitokondria (Hidayat, 1995).
1.         Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel (Sloane, 2004).
Bagian yang cair dalam sel dinamakan sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan nukleoplasma, sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan organel sel. Fungsi utama kehidupan berlangsung di sitoplasma. Hampir semua kegiatan metabolisme berlangsung di dalam ruangan berisi cairan kental. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organel yang menjalankan banyak fungsi kehidupan : sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik (Marianti, 2007).
Selain organel, terdapat pula vakuola, butir-butir tepung, butir silikat dan berbagai produk sekunder lain. Vakuola memiliki peran penting sebagai tempat penampungan produk sekunder yang berbentuk cair, sehingga disebut pula ‘cairan sel’. Cairan yang mengisi vakuola berbeda - beda, tergantung letak dan fungsi sel. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel. Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi kehidupan) (Fhan, 2002).
Menurut (Hidayat, 1995). Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:
Ø  Mitokondria
Ø  Plastida
Ø  Vakuola
Ø  Ribosom
Ø  Retikulum Endoplasma, dibedakan menjadi dua :
-    Retikulum Endoplasma Kasar
-    Retikulum Endoplasma Halus
Ø  Badan Golgi
Ø  Lisosom
2.  Nukleus (inti sel)
Inti sel atau nucleus berfungsi untuk mengendalikan semua aktivitas sel mulai metabolisme hingga pembelahan sel. Pada sel eukariotik, inti diselubungi oleh membran inti (karioteka) rangkap dua dan berpori, sedangkan pada sel prokariotik inti tidak memiliki membran. Di dalam inti didapati cairan yang disebut nukleoplasma, kromosom yang umumnya berupa benang kromatin, dan anak inti (nukleolus) yang merupakan tempat pembentukan asam ribonukleat (ARN). Nukleus dikelilingi oleh membrane inti, dan mengandung matriks inti, nukleoplasma dan nucleolus (Sumardi, 1995).

        B.       Non Protoplasma (bagian sel yang hidup)
Kebalikan dari protoplasma, komponen non protoplasma merupakan benda-benda tidak hidup yang berada dalam sel. Benda-benda tersebut dapat berada dalam dalam vakuola, dalam plasma sel dan plastida. Komponen non protoplasmik ini bisa berupa zat cair maupun padat (Kartasapoetra, 1991).
         1.      Karbohidrat
Selulose dan zat tepung merupakan bahan ergastik yang pada prinsipnya terdapat didalam protoplas. Selulose ini sangat penting untuk menyusun dinding sel, sedangkan tepung untuk cadangan makanan. Zat tepung dijumpai dalam sitoplasma, terdapat sebagai butir-butir baik didalam leukoplas maupun kloroplas Butir tepung memiliki lapisan-lapisan, dan lapisan-lapian itu berhenti pada suatu titik yang dinamakan hilum. Letaknya bisa ditengah (kosentrik) misalnya pada ubi jalar atau dibagian tepi butir tepung (eksentrik). Butir tepung dapat tunggal, majemuk dan setengah majemuk. Butir tepung terdapat pada biji, sel-sel parenkim jaringan sekunder pada akar maupun batang, dan tempat penyimpanan cadangan makanan seperti akar, tuber, rizoma, dan kormus (Sumardi,1993).
2.   Protein
Protein merupakan bahan utama yang menyusun protoplasma yang hidup. Protein diketahui sebagai bahan cadangan dalam bentuk amorf atau kristal. Pada beberapa macam biji, protein terdapat sebagai aleuron dan tersebar didalam sel. Adapula aleuron yang terdapat didalam sel, dan sel tersebut menyusun suatu lapisan yang disebut lapisan aleuron (Sumardi,1993).
3.    Minyak dan substansinya
Bahan ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan akan tetapi jumlahnya hanya sedikit. Lilin, suberin dan kutin merupakan minyak yang digunakan sebagai zat pelindung pada dinding sel (Sumardi,1993).
4.    Tanin
Tanin merupakan sekelompok derivat fenol  yang heterogen yang dapat dijumpai terutama pada daun, xilem, floem, periderm akar dan batang, dan pada buah yang belum masak. Letaknya didalam vakuola sel atau dalam bentuk tetes-tetes kecil pada sitoplasma yang melebur  (Sumardi,1993).
5.  Kristal
Keristal ini terdapat dalam sel sebagai tumbuhan. Biasanya terdapat dalam sel korteks, akanh tetapi terkadang juga dapat ditemukan pada sel-sel parakerim floem dan parakerin xylem (Kartesapoetro, 1991).
Menurut (Kartasapoetra, 1991). Kristal-kristal terdapat dalam vakuola sel atau plasma selnya. Kristal-kristal itu memiliki berbagai bentuk, antara lain :
Ø Kristal dengan bentuk prisma teratur, biasanya terdapat dalam sel-sel dibawah epidermis dari daun jeruk.
Ø Kristal dengan bentuk jarum, kristal ini banyak ditemukan pada sel-sel daun bunga pukul empat.
Ø Kristal dengan bentuk butiran kecil, kristal ini biasanya disebut kristal pasir, banyak ditemukan dalam sel-sel daun serta tangkai daun ri bayam.
Ø Kristal dengan bentuk rafida, merupakan kristal berbentuk jarum yang letaknya sejajar, biasanya terdapat pada sel-sel parenkim dari jaringan lunak, selnya mengandung lendir dan berdinding tipis. Misalnya pada endocarp buah aren.
Ø Kristal dengan bentuk kelenjar, kristal ini disebut juga kristal drus yang hanya terdapat pada sel-sel tertentu dengan bentuk yang tidak teratur (dapat berbentuk bintang atau lainnya). Kristal ini biasanya ditemukan pada tangkai daun pepaya dan bangsa kaktus.
II.      Metode Praktikum
                1.1.      Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Ø Mikroskop
Ø Pipet tetes
Ø Kaca objek
Ø Kaca penutup
Ø Kuas halus
Ø Jarum preparat
Ø Seilet
Ø Rhoe discolor  (Sosongkokan)
Ø Spyrogira
Ø Biji Zea may (jagung)
Ø Biji Ricis communis (jarak)
Ø Tuber solanum tuberosum (Kentang)
Ø Begonia sp
                1.2.      Cara Kerja
      A. Pengamatan sel hidup
Buat Preparat masing-masing bahan 
                   Diamati
Lipatan-lipatan (Lamela) Pada dinding sel pada sitoplasma
                            Di perhatikan
Gambar kloroplas yang berbentuk spiral

               B.Pengamatan benda tak hidup pada sel
          1.      Tuber Solanum
Sayatan Tuber Solanum
                          Di amati
Bentuk amilum dan letak hilumnya
                                 Di Perhatikan
Termasuk biji tunggal, setangah majemuk dan majemuk

Hasil
           2.      Biji Ricinus communis
Iris biji Ricinus communis
                            Di amati
Sel berbentuk segi banyak dengan aleuron di dalamya
                                   Di perhatikan
Kristaloid putih telur dan globoid

Hasil
           3.      Biji Zea mays
Sayat biji Zea mays
                                  Diamati
Lapisan paling luar /kulit biji (Perikarnium)
                                   Di amati
Lapisan dalam kulit biji (Spermoderm)
                                         Di perhatikan
Jaringan endosperm dangan lapisan aeluron pada lapisan terluar
                                 Di amati
Bulir-bilir Amilum

hsail

                       4.  Batang Begonia sp
Sayat batang Begonia sp
                        Di amati
Kristal yang terdapat pada sel koteks batang
                                Di perhatikan
Kristal berbantuk pasir, majemuk atau pyramid

hasil

III.      Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Literature
a.               Bagian-bagain sel yang hidup
            1.Sosongkokan (Rhoe discolor)



Perbesaran 10x10
(Sumber : Pribadi)



(Sumber : Dwi. 2013)

       2. Spirogyra SP

Perbesaran 10x10
(Sumber : Pribadi)



(Sumber : Andri. 2011)


b.  Benda-benda tak hidup dalam sel
    1.  TuberSolanum (Kentang)


 Perbesaran 10x10
(Sumber : Pribadi)

(Sumber : Foris. 2011)


2. Ricinus communis (Jarak)

Perbesaran 10x10
(Sumber : Pribadi)



(Sumber : Foris. 2011)
  3. Zea mays (Jagung)






Perbesaran 10x10
(Sumber : Pribadi)




(Sumber : Firza. 2011)
4.                   Begonia Sp

Perbesaran 10x10
(Sumber : Pribadi)

(Sumber : Foris. 2011)

IV.      Pembahasan
Pada praktikum ini, mengamati bagian-bagain yang hidup pada sel dan benda-benda tak hidup yang berada di dalam sel (Ergastik). Pengamatan pada bagian-bagian yang hidup pada sel mengamati dari sel sosongkokan (Rhoe discolor) dan sel Spirogira sp. Sedangakan pada pengamtan benda tak hidup dalam sel yaitu biji jagung (Zae Mays), biji jarak (Ricis Communis), kentang (Tuber solanum tuberosum), dan Begonia Sp. 
Pengamatan pertama mengamati sel dari sayatan sosongkokan (Rhoe discolor) dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x10 diperoleh Sel Rhoeo   discolor bentuknya segi enam, jarak antar dinding sel sangat rapat dan menyatu satu sama lain.  Sel Rheo discolor memiliki pigmen warna ungu (anthosianin), dan sel-sel nya mempunyai bentuk yang tetap atau tidak berubah-ubah. Lamella atau rongga yang terletak di dekat dinding sel, nampak jelas terlihat, rongga tersebut tersusun rapat mengikuti alur dari dinding sel Rhoeo discolor.  Sedangkan bagian kloroplas yang berbentuk spiral berwarna hijau hanya terlihat jelas pada permukaan daun. Stomata yang terdapat pada Rhoeo discolor ditemukan pada bagian yang berhubungan dengan udara atau pada daun. Pada daun yang berfotosintesis. Berfungsi untuk jalan keluar masuknya air dan udara pada proses respirasi atau transpirasi.
Menurut (Fhan, 2002). Rhoeo discolor memiliki sel yang bentuk segi enam jarak antara dinding sel sangat rapat, serta sel satu dan sel lain di pisahkan oleh pembatas (lemlla), dan memiliki pigmen yang berwarna ungu (anthosianin).
Pengamatan ke dua pada bagian-bagain sel yang hidup yaitu Spirogyra Sp. Pada perbesaran 10x10 di peroleh sel yang berbentuk panjang serta memilki butir- butir  Pirenoid berfungsi untuk menghasilkan amilum atau pati. Pada Spirogyra memiliki bentuk sel yang terdiri dari nucleus yang berfungsi untuk mengatur seluruh aktivitas didalam sel. Menurut letaknya nukleus dibagi menjadi dua Inti sel aloevera berbentuk bulat dan terdapat di tengah sel. Nucleus dikelilingi oleh sampul nuklir dan berisi matriks nuklir nukleoplasma dan satu atau lebih nukleuolus. Dalam nukleoplasma didapati nukleoplasma yang terdiri atas DNA dan protein.
Menurut (Arulmurugan dkk, 2010). Spyrogira memiliki talus pada Spirogyra merupakan filamen tidak bercabang. Koloni Spirogyra berbentuk benang. Panjang sel sampai beberapa kali lebarnya. Dinding lateral sel terdiri dari tiga lapis. Lapisan terluar dari pektose, dan dua lapisan dalam dari selulose. Pada beberapa spesies, lapisan pektose tipis, tapi kebanyakan tebal, yaitu antara 10-15 mikron. Dinding transversal tersusun dari 3 lapis: yang tengah merupakan lamela dari pektose, dan dua lapisan di kiri dan kanan lamela tersusun dari selulose. Setiap sel Spirogyra mengandung sebutir kloroplas yang umumnya berukuran besar dan terikat dalam sitoplasma tepat di dalam dinding sel. Plastid ini memiliki bentuk menyerupai pita, berpilin dari pangkal sampai ke ujung sel (spiral).
Pengamatan selanjutnya mengamati benda-benda tak hidup didalam sel (Ergastil). Pengamtan pertama mengamati sayatan Tuber Solanum (Kentang) di bawah mikroskop pada perbesaran 10x10, di peroleh butir pati atau amilum. Butir-butir pati dibentuk pertama kali didalam kloroplas. Butir pati terdiri atas lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum. Lamela merupakan pelapisan pada butir pati yang tersusun dari 2 bagian yaitu selulosa dan lignin. Pelapisan pada butir pati terlihat sebagai akibat kepekatan molekul-molekul yang lebih banyak pada saat permulaan terbentuknya setiap lapisan dan sedikit demi sedikit kepekatan berkurang pada lapisan terluar karena kelebihan air. Hilus terletak di tepi butiran atau dipinggir sehingga disebut tipe tepung eksentris. Lamelanya berbentuk mengerucut yang berpusat pada hilus dan, amilum berfungsi sebagai cadangan makanan. 
Menurut (Hidayat, 1995). yang menyatakan bahwa pada beberapa tempat, kloroplas dapat membentuk butir pati yang besar sebagai cadangan makanan. Cadangan makanan ini paling banyak ditemukan pada leukoplast umbi akar, umbi batang, rizoma dan biji. Amilum dapat diamati dengan mudah karena memiliki warna biru kehitaman bila diberi pewarna iodium. Butir yang besar menunjukan lapisan yng mengelilingi sebuah titik ditengah yaitu hilum. Hilum ini bisa berada ditengah butir pati atau agak ke tepi. Retakan yang sering terlihat memiliki arah radial dari hilum terjadi akibat dehidrasi butir pati yang dianggap sebagai stratifikasi kadar air yang ada pada butir pati tersebut. Posisi, bentuk dan ukuran butir pati ditentukan oleh jenis tumbuhan yang bersangkutan.                                       
 Pada pengamtan ke dua mengamati irisan biji Ricis comunis di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10, di peroleh sel penyusunnya berbentuk heksagonal (Segi enam ) kadang  berbentuk segi banyak dengan aleuron berbentuk bulat. Di dalamnya terdapat Kristal Ca-oksalat yang berbentuk bintang dan terdapt kristaloid dan globoid.
Pada pengamatan ke tiga mengamati sayatan biji Zea mays (Jagung) pada perbesaran 10x10. Bentuk bagian sel biji jagung atau Zea mays adalah segi enam tersusun secara acak dan rapat serta terdapat bulatan-bulatan sangat kecil yang dinamakan aleuron, dimana aleuron  berisi sebuah krsitaloid putih telur dan beberapa guboid (bulatan kecil yang terbuat dari zat fitin yaitu garam Ca dan Mg dari asam mesoinosit hexafosfor). Aleuron terdapat pada bagian lapisan paling luar dari endosperm.
Pada pengamatan terahir mengamtai sel dari Begonia Sp, dengan perbesaan 10x10, maka terlihat Ca oksalat yang sama seperti dengan Kristal Pasir, berbentuk piramida kecil. kristal kalsium oksalat umumnya terdapat pada sel kortek dan sel parenkim floem dan parenkim xylem Merupakan hasil akhir/sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi di dalam sitoplasma. Kristal kalsium oksalat terbentuk ketika asam oksalat yang bersifat racun bagi tumbuhan dimetabolisme dengan ion kalsium sehingga terjadi pengendapan. Endapan-endapan ini kemudian membentuk kristal yang selanjutnya disebut kristal kalsium oksalat. Sifat kristal kalsium oksalat, apabila ditambahkan asam cuka dan sedikit dipanaskan, maka akan terbentuk gelembung-gelembung gas karbondioksida.  

V.      Kesimpulan
Pada praktikum pengamtan bagian-bagian yang hidup dan benda-benda tak hidup dalam sel dapat di simpulkan. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme seperti pada sel sosongkokan (Rhoe discolor) memiliki kloroplas yang berbentuk spiral berwarna hijau hanya terlihat jelas pada permukaan daun dan Stomata. Berfungsi untuk jalan keluar masuknya air dan udara pada proses respirasi atau transpirasi. Dan pada Spyrogira Sp mengandung sebutir kloroplas memiliki bentuk menyerupai pita, berpilin dari pangkal sampai ke ujung sel (spiral).
Sedangkan sel dapat di katana tak hidup atau benda ergastik (nonprotoplasma) baik organik maupun anorganik, apabila benda tersebut sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, seperti pada sel Tuber Solanum (Kentang) yang memiliki butir pati atau amilum. Dan pada sel irisan biji Ricis comunis (Jarak) yang memiliki aleuron berbentuk bulat. Di dalamnya terdapat Kristal Ca-oksalat yang berbentuk bintang dan terdapt kristaloid dan globoid. Dan pada Begonia Sp yang memiliki Ca-oksalat seperti kristal pasir berbentuk piramida kecil terdapat pada sel kortek dan sel parenkim floem dan parenkim xylem, ynag berfungsi sebagai racun bagi tumbuhan.

IV.      Daftara Pustaka
                  Arulmurugan Pathmanapan, Subramani Nagaraj, Narayanswamy Anand. 2010. Biodiversity of 
                            fres water algae from templet anks of kerela. Journal Aldologi. Vol.2, No. 6. ISSN:2076-
                           5061. Hal: 58-71. University of Madras: India.
                  Fhan, A. 2012. Anatomi Tumbuhan edisi ke 3. UGM-Press : Yogyakarta.
                  Hidayat, Estiti. B. 1995. Anataomi Tumbuhan Berbiji. ITB : Bandung.
                  Kartasapotra, A G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuhan Tentang Se Dan Jaringan.
                            PT Renika   cipta : Jakarta.
                  Marianti dan Sumardi, 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu : Yogyakarta.
                  Sumardi, Issrep. 1993. Setruktur Perkembangan Tumbuhan. UGM-Press : Yogyakarta.
                  Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi. EGC : Jakarta.

IIV.   Daftar Pustaka gambar
                  Andri, 2012. Hasil pengamtan Spirogyra SP.
                   [http://ohmyluna.blog128.fc2.com/blog-category-4.html] [05-10-2013] [8:30].
                  Dwi, nia. 3013. Sel Sosongkokan (Rhoe discolor)                         
                            [http://niadwiastuti.blogspot.com/2013_01_01_archive.html] [05-10-2013] [7:28].
      Firza. 2011. Bentuk dan sel. [http://firza-zone.blogspot.com/] [05-10-2013] [10:00].
                  Foris. 2011. Komponen-komponen nonprotoplasma dalam sel
                            [http://justforeuis.blogspot.com/2011/03/komponen-nonptotoplasmik-dalam-sel.html]     
                             [05-10-2013] [07:00].